Hallo Sobat Tani! Di artikel kali ini, kita akan bahas mengenai Unsur Hara Mikro. Unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang relatif sedikit. Unsur-unsur hara mikro bukanlah merupakan unsur-unsur pembangun tubuh tanaman, tetapi mempunyai peranan penting didalam proses metabolisme tanaman. Unsur mikro ini sebagian besar berupa mineral dan logam yang tersedia secara alamiah di tanah. Namun pada lahan-lahan pertanian intensif yang ditanami bertahun-tahun ketersediaan unsur-unsur mikro ini menjadi semakin terbatas bahkan punah.
berikut merupakan unsur hara yang termasuk ke dalam golongan unsur hara mikro :
Besi / Ferum (Fe)
Besi berperan dalam proses respirasi pada tanaman dan membentuk zat hijau daun (klorofil). Selain itu, Besi mampu meningkatkan hasil kering panen, membuat warna daun lebih awet hijau, dan meningkatkan daya simpan hasil panen.
Kekurangan besi akan menyebabkan perubahan daun akibat kekurangan zat hijau daun, produktivitas dan daya simpan hasil panen menurun, serta gangguan penyerapan zat lain. Jika dosis besi berlebihan, maka menyebabkan daun berwarna orange, terhambatnya pertumbuhan generatif, tanaman kerdil, dan menghambat penyerapan unsur hara lainnya.
Tembaga / Cuprum (Cu)
tembaga memiliki fungsi untuk pembentukan enzim, protein, dan juga klorofil. tembaga bermanfaat untuk menunjang pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman, menunjang pembentukan jaringan kayu, dan juga meningkatkan kadar ascorbic acid pada tanaman yang menghasilkan vitamin C. apabila tanaman kekurangan tembaga, maka ujung daun akan lemas dan terkulai, titik pertumbuhan macet dan tanaman bisa menjadi kerdil
Seng / Zinc (Zn)
Seng bersifat tidak bergerak pada tubuh tanaman maupun di tanah. Seng berperan dalam mengaktifkan beberapa jenis enzim tanaman, biosintesis auksinn, pemanjangan sel, dan ruas batang. selain itu, seng juga berperan untuk menjaga kestabilan pertumbuhan tanaman di tengah perubahan suhu dan lingkungan.
Apabila tanaman kekurangan unsur ini akan membuat tanaman menjadi kerdil, ruas percabangan pendek, pertumbuhan terlambat, klorosis, dan distorsi daun menjadi warna perunggu. Kelebihan unsur ini mengakibatkan daun mengecil dan kaku, terjadinya klorosis dan nekrosis, serta keracunan (kasus langka).
Mangan (Mn)
Mangan bersifat tidak bisa berpindah dalam tubuh tanaman maupun di dalam tanah. Dengan adanya Mangan, proses pembauran pada tanaman akan lebih lancar. Selain itu, Mangan berperan penting dalam pembentukan dan proses kerja enzim, mempertahankan zat hijau daun, pembentukan protein dan vitamin C, dan sebagai pelancar proses asimilasi.
Kekurangan Mangan menimbulkan bercak pada daun muda, menyebabkan klorosis, dan buah terasa hambar. Sebaliknya, jika terlalu banyak Mangan pada tumbuhan akan menyebabkan kekerdilan, percabangan terbatas, pembentukan akar terhambat, serta penebalan pada akar sehingga air sulit masuk pada tanaman.
Boron (B)
Boron Bersifat tidak bergerak dalam tanaman, melainkan mudah bergerak di tanah. Boron berfungsi untuk menyalurkan zat gula pada tubuh tanaman, menunjang metabolisme unsur kalium dan kalsium, berperan dalam sintesis asam nukleat, membantu pembentukan sel-sel pada tanaman, serta selulosa.
Kekurangan boron dapat menyebabkan pucuk tunas mengkerut hingga tidak dapat berkembang, menyebabkan buah berkulit tipis dan menyebabkan mudah membusuk, dapat menyebabkan bulir kosong pada tanaman serealia, serta tepung sari yang terbentuk hanya sedikit karena kurangnya proses pembuahan. Sebaliknya, kelebihan boron menyebabkan keracunan, penuaan dini pada tanaman, klorosis, hasil panen pahit, keluarnya getah pada tanaman, hingga kematian lebih cepat.
Baca Juga : “Mengenal Unsur Hara Yang Dibutuhkan Tanaman”
Molibdenum (Mo)
Molibdenum berperan untuk menunjang pengikatan unsur N dari udara oleh bakteri dan juga sebagai katalisator yang mereduksi unsur N sehingga mudah diserap tanaman.
pemberian unsur hara N pada tanaman dapat bermanfaat sebagai perkembangan bakteri rhizobium sebagai penambat N lebih optimal sehingga menghemat pupuk N anorganik
apabila tanaman kekurangan Molibdenum, maka akan terjadinya mati pucuk pada tanaman sayuran dan pertumbuhan tanaman tidak normal. sebaliknya apabila tanaman kelebihan unsur molibdenum, maka warna daun memucat kemudian menguning diikuti kematian sel sel tanaman
Klor (Cl)
klor berfungsi untuk Mengatur tekanan osmosis dalam tubuh tanaman, dan pembukaan penutupan stomata, sebagai Bahan pembentuk asam 4-kloroindolasetat yang merupakan hormon auksin alami, dan Memacu pemecahan molekul air (H2O) dalam proses fotosintesis.
Klor mampu menbjaga kadar air dalam tubuh tanaman, dan juga meningkatkan pembentukan klorofil. apabila tanaman kekurangan klor, maka akan menyebabkan kelayuan tanaman, klorosis atau warna daun seperti tembaga, dan juga nekrosis. sebaliknya apabila tanaman kelebihan klor maka hasil panen akan mudah menyusut.
Silika (Si)
silika berperan sebagai salah satu komponen dinding sel tanaman monokotil atau golongan padi-padian. silika mampu membantu untuk memperkuat dinding sel tanaman sehingga lebih kokoh dan tidak mudah terserang jamur. selain itu, silika mampu membantu untuk membentuk lapisan pada permukaan tanaman untuk menghambat penyerapan sinar UV berlebih.
apabila tanaman kekurangan silika, maka tanaman akan mudah rebah, tidak kokoh, lemas, dan tidak tahan cuaca panas. sebaliknya, apabila tanaman kelebihan silika, maka tanaman akan terlalu kaku.
Dengan memahami jenis-jenis unsur hara yang penting bagi tanaman berikut karakteristiknya, semoga para sobat tani dapat lebih efisien dan efektif dalam pemberian pupuk, serta lebih akurat mengenali gejala defisiensi maupun toksisitas yang terjadi pada tanaman