Logo Javanica Indonesia
Penyebab Bunga Rontok

Penyebab Bunga Rontok dan Cara Mengatasinya

Penyebab Bunga Rontok pada saat fase generative awal atau fase primordial adalah momok bagi petani cabai dan hortikultura lainnya Pada tanaman yang menghasilkan buah, diantaranya cabai, tomat, semangka, melon, timun, karena satu bunga adalah representasi dari satu buah. Jadi apabila ada 100 bunga rontok bisa dipastikan 100 buah akan hilang dari batang tersebut. Kondisi ini tentu merugikan, karena menyebabkan tanaman cabai gagal berbuah.

Dilansir dari mitrabertani.com, bisa diibaratkan seperti masa-masa kehamilan pada seorang ibu, dimana terjadi perubahan fisik, hormonal dan psikologis yang mempengaruhi kondisi kesehatan ibu dan janinnya. Maka pada fase berbunga tanaman juga mengalami perubahan fisiologis dan hormonal yang berpengaruh pada kondisi tanaman secara langsung.

Masalah yang paling umum ditemui adalah kerontokan bunga. Untuk mengatasi kerontokan bunga dan buah biasanya para pekebun disarankan menyemprotkan forfor atau phosphate melalui daun. Seringkali langkah ini berhasil mengurangi Penyebab Bunga Rontok, namun tak sedikit pula yang gagal karena produk yang digunakan tidak berkualitas.

Ada beberapa Penyebab Bunga Rontok yang harus kita ketahui sebelum menentukan solusinya.

1. Gangguan penyerbukan

Ketika penyerbukan ini gagal, maka bunga tersebut akan mandul dan akan gugur dengan sendirinya. Kegagalan proses penyerbukan bisa disebabkan beberapa hal diantaranya:

  1. Tidak adanya serangga karena dampak penggunaan insektisida yang berlebihan.
  2. Penyemprotan pestisida yang mengenai putik sari bunga pada saat-saat bertepatan dengan terjadinya proses penyerbukan
  3. Tiupan angin yang terlalu kencang
  4. Hujan deras yang meluruhkan serbuk sari

Untuk mengatasi masalah tersebut gunakan BORICA yang bersifat memicu bunga dan mencegah kerontokan bunga.

2. Kelebihan unsur nitrogen (N)

Terlalu banyak unsur N terutama nitrat pada saat tanaman sedang giat berbunga membuat tanaman cenderung kembali aktif membentuk organ-organ pertumbuhan / vegetatif seperti tunas-tunas daun daripada membentuk bunga. Adapun bunga yang sudah muncul menjadi rentan dan mudah rontok. Oleh karenanya disarankan saat tanaman telah memasuki fase berbunga, gunakan pupuk dengan kandungan N rendah, dan tingkatkan unsur P. Sayangnya unsur P ini lambat terserap oleh tanaman melalui akar dan bersifat immobile, sehingga penambahan pupuk P seringkali terlambat mengatasi masalah kerontokan bunga karena overdosis unsur N. Untuk mengatasi masalah tersebut gunakan SUPER PHOSPHAT yang bersifat instan dan cepat diserap melalui daun specialis Nutrisi untuk fase penyerbukan.

3. Kekurangan atau kelebihan air

Masa berbunga tanaman adalah persiapan pembentukan calon buah. Pada fase ini beban metabolisme meningkat pesat dan tanaman sangat membutuhkan air yang cukup untuk mempersiapkan pembentukan buah berikut biji. Minimnya pasokan air membuat tanaman berusaha mengurangi beban metabolisme agar dapat terus bertahan hidup.

Selain kekurangan air, Pengairan yang berlebihan juga akan membuat sel-sel tanaman menjadi turgid dan rentan, termasuk sel-sel tangkai bunga sehingga mudah rontok. Air yang berlebihan juga akan membuat tanah kurang oksigen sebagai salah satu syarat bagi pembentukan bunga.
Menjaga kadar air pada tanah (dalam kondisi selalu lembab dan tidak tergenang) sangat penting pada fase ini. Jika tanah terlalu kering, maka perlu dilakukan menyiraman lebih intensif. Dan jika air mudah menggenang, maka perlu dilakukan pembenahan drainase yang lebih baik.

4.  Cuaca dan suhu yang labil dan ekstrim

Ketika menghadapi kondisi suhu dan cuaca yang labil, secara alamiah tanaman harus selalu melakukan adaptasi atau penyesuaian diri agar dapat terus bertahan hidup. Proses adaptasi ini tentunya memerlukan energi. Semakin labil cuaca dan suhu, semakin sering tanaman harus beradaptasi, maka energi yang digunakan pun akan semakin banyak, sehingga tanaman harus menghentikan suplai energi untuk pembentukan bunga.

5.  Serangan hama dan penyakit

Ketika tanaman terserang hama dan penyakit, respon mereka yang paling awal adalah membentuk senyawa pertahanan alamiah agar tanaman dapat terus hidup dan tumbuh. Pembentukan senyawa pertahanan ini juga membutuhkan energi. Menggugurkan bunga merupakan suatu mekanisme alamiah oleh tanaman untuk mengurangi beban metabolisme demi prioritas bertahan hidup.

6.  Kurangnya sinar matahari saat fase berbunga

Sumber energi utama bagi tanaman adalah sinar matahari. Oleh karenanya kecukupan sinar matahari adalah syarat utama bagi terbentuknya bunga dan buah. Cuaca mendung yang terlalu sering pada saat tanaman sedang giat berbunga akan menghentikan suplai energi yang mencukupi bagi tanaman. Dampaknya proses pematangan bunga pun tidak dapat berlanjut dan banyak yang berguguran.

Aplikasi SUPER PHOSPAT DAN BORICA yang mengandung unsur fosfat dalam bentuk IONIK dengan partikel mikro sangat cepat diseap tanaman seketika di saat tanaman menjelang berbunga hingga terbentuk calon buah sangat sangat tepat untuk mencukupi energi metabolisme pada fase-fase “rawan” tersebut pada saat yang tepat.

PRODUK SUPER PHOSPHAT DAN BORICA

super phosphat
borica
Logo Javanica Indonesia

Artikel Terbaru :