Logo Javanica Indonesia
Defisiensi Unsur Hara

Kenali Gejala Defisiensi Unsur Hara Mikro Pada Bawang Merah

Defisiensi unsur hara adalah kondisi di mana tanaman tidak mendapatkan pasokan nutrisi yang cukup untuk menunjang pertumbuhannya secara optimal. Pada bawang merah, kekurangan unsur hara dapat memengaruhi hampir seluruh tahap perkembangan, mulai dari pembentukan daun, pembesaran umbi, hingga kualitas hasil panen. Unsur hara sendiri dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu unsur makro (seperti nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, sulfur, dan kalsium) yang dibutuhkan dalam jumlah banyak, serta unsur mikro (seperti boron, seng/zinc, besi, tembaga, mangan, dan molibdenum) yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit namun tetap vital.
Walau dibutuhkan dalam jumlah kecil, unsur hara mikro memiliki fungsi yang sangat penting, misalnya membantu proses fotosintesis, pembentukan enzim, metabolisme hormon, dan pembentukan jaringan tanaman. Kekurangan unsur mikro sering kali sulit dikenali pada tahap awal karena gejalanya mirip dengan stres akibat faktor lingkungan, seperti kekeringan atau serangan hama. Namun, jika dibiarkan, defisiensi ini dapat menyebabkan penurunan produktivitas yang signifikan.

Gejala Defisiensi Unsur Hara Mikro pada Bawang Merah

Defisiensi unsur hara mikro pada bawang merah dapat memunculkan berbagai gejala yang spesifik tergantung pada jenis unsur yang kurang. Beberapa gejala umum yang sering terjadi antara lain:

1. Defisiensi Boron (B)

Boron berperan penting dalam pembentukan dinding sel, pembelahan sel, dan transportasi gula di dalam tanaman. Kekurangan boron pada bawang merah dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat, pucuk daun menguning, dan ujung daun kering. Umbi yang dihasilkan biasanya kecil, bentuknya tidak seragam, dan rentan terhadap pembusukan. Selain itu, tunas baru sulit tumbuh sehingga jumlah anakan berkurang.

2. Defisiensi Seng/Zinc (Zn)

Zinc berperan dalam sintesis protein, pembentukan hormon pertumbuhan (auksin), dan aktivitas enzim. Kekurangan zinc biasanya ditandai dengan daun bawang merah yang tampak belang (klorosis di antara tulang daun), ukuran daun mengecil, dan ujung daun runcing serta kering. Kekurangan zinc pada fase awal tanam dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat, sedangkan pada fase pembentukan umbi dapat menurunkan bobot hasil panen.

3. Defisiensi Besi (Fe)

Besi adalah komponen penting dalam pembentukan klorofil dan proses fotosintesis. Kekurangan besi biasanya menyebabkan daun muda menguning (klorosis interveinal) sementara tulang daun tetap berwarna hijau. Jika defisiensi berlangsung lama, proses fotosintesis terganggu dan tanaman menjadi lemah. Pada bawang merah, hal ini berdampak pada lambatnya pembesaran umbi.

4. Defisiensi Mangan (Mn)

Mangan membantu aktivasi enzim dan proses pembentukan klorofil. Kekurangan mangan menyebabkan munculnya bercak kekuningan atau putih pada daun yang kemudian mengering. Defisiensi ini juga dapat menyebabkan tanaman bawang merah menjadi lebih rentan terhadap penyakit karena sistem metabolisme melemah.

5. Defisiensi Tembaga (Cu)

Tembaga diperlukan untuk pembentukan lignin, metabolisme protein, dan proses respirasi tanaman. Kekurangan tembaga biasanya menyebabkan pucuk daun layu dan mengering, daun berwarna pucat, dan pertumbuhan umbi melambat. Defisiensi tembaga juga dapat memengaruhi kekuatan jaringan tanaman, sehingga bawang merah lebih mudah roboh.

6. Defisiensi Molibdenum (Mo)

Molibdenum berperan penting dalam metabolisme nitrogen, khususnya dalam proses reduksi nitrat menjadi amonia yang digunakan untuk membentuk asam amino. Kekurangan molibdenum pada bawang merah biasanya menyebabkan daun menguning secara merata, pertumbuhan tanaman kerdil, dan pembentukan umbi terganggu. Pada kasus parah, ujung daun akan mengering.

Penyebab Defisiensi

Defisiensi unsur hara mikro pada bawang merah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:

  1. Kondisi Tanah yang Tidak Seimbang
    Tanah yang terlalu asam (pH rendah) atau terlalu basa (pH tinggi) dapat mengurangi ketersediaan unsur hara mikro. Misalnya, pada tanah masam, unsur boron, molibdenum, dan zinc menjadi sulit diserap, sedangkan pada tanah alkalis, unsur besi dan mangan sering terikat sehingga tidak tersedia bagi tanaman.
  2. Penggunaan Pupuk yang Tidak Tepat
    Pemupukan yang hanya mengandalkan pupuk NPK tanpa tambahan pupuk mikro dapat memicu kekurangan unsur hara tertentu. Tanaman bawang merah yang ditanam terus-menerus pada lahan yang sama tanpa pemberian pupuk mikro akan menguras cadangan hara tanah.
  3. Pencucian Unsur Hara
    Curah hujan tinggi atau penyiraman berlebihan dapat melarutkan unsur hara mikro sehingga terbawa keluar dari zona perakaran. Hal ini sering terjadi pada tanah berpasir yang memiliki kemampuan menyimpan hara rendah.
  4. Persaingan dengan Unsur Hara Lain
    Konsentrasi unsur hara makro yang berlebihan dapat menghambat penyerapan unsur mikro. Misalnya, kelebihan fosfor dapat menghambat penyerapan zinc, sedangkan kelebihan kalsium dapat mengganggu penyerapan boron.
  5. Kondisi Perakaran yang Tidak Optimal
    Kerusakan akar akibat serangan hama, penyakit, atau genangan air dapat mengurangi kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara mikro meskipun ketersediaannya di tanah mencukupi.

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Defisiensi

Mengatasi defisiensi unsur hara mikro pada bawang merah memerlukan kombinasi perbaikan teknik budidaya dan pemupukan yang tepat. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:

  1. Analisis Tanah dan Daun
    Sebelum melakukan pemupukan, sebaiknya dilakukan analisis tanah dan daun untuk mengetahui jenis dan kadar unsur hara yang tersedia. Dengan demikian, dosis dan jenis pupuk mikro dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.
  2. Penggunaan Pupuk Mikro
    Pupuk mikro dapat diberikan dalam bentuk pupuk majemuk yang mengandung unsur mikro, pupuk tunggal, atau melalui aplikasi pupuk daun. Aplikasi pupuk daun lebih efektif untuk mengatasi defisiensi karena unsur hara langsung diserap melalui stomata.
  3. Pengaturan pH Tanah
    Menjaga pH tanah pada kisaran 6,0–6,5 sangat penting agar unsur mikro dapat tersedia optimal. Pengapuran dapat dilakukan pada tanah masam, sedangkan pemberian bahan organik dapat membantu menstabilkan pH tanah.
  4. Rotasi Tanaman
    Menghindari penanaman bawang merah secara terus-menerus di lahan yang sama dapat membantu memulihkan kesuburan tanah dan mencegah akumulasi hama atau penyakit.
  5. Pemberian Bahan Organik
    Pupuk kandang atau kompos kaya unsur mikro dapat meningkatkan ketersediaan hara dan memperbaiki struktur tanah sehingga penyerapan unsur hara menjadi lebih baik.

Defisiensi unsur hara mikro pada bawang merah sering kali tidak disadari petani karena gejalanya mirip dengan masalah lain seperti kekeringan atau serangan hama. Namun, kekurangan unsur mikro seperti boron, zinc, besi, mangan, tembaga, dan molibdenum dapat menurunkan produktivitas secara signifikan. Penyebab defisiensi umumnya terkait dengan kondisi tanah, kesalahan pemupukan, pencucian hara, hingga kerusakan akar. Dengan pemantauan rutin, analisis tanah, serta pemupukan yang tepat, defisiensi unsur mikro dapat dicegah dan produktivitas bawang merah dapat dipertahankan pada tingkat optimal.

Logo Javanica Indonesia

Artikel Terbaru :