Logo Javanica Indonesia
Keasaman Tanah

Apa itu Keasaman Tanah dan Cara Mengatasinya

Keasaman tanah merupakan suatu keadaan dimana pH tanah lebih rendah dari pH netral (kurang dari 7). PH tanah adalah ukuran konsentrasi ion hidrogen (H+) yang dinyatakan sebagai logaritma persekutuan negatif konsentrasi H+. Merupakan indeks aktivitas H+ dalam interaksinya dengan komponen tanah, unsur hara dalam larutan tanah (air), dan tanaman yang tumbuh di dalam tanah

Gambar diatas. Kisaran pH yang biasanya ditemukan pada tanah pada kondisi asli atau alami. Nilai pH di bawah 7 menunjukkan keasaman tanah yang lebih besar seiring dengan semakin rendahnya nilai tersebut. (Diadaptasi dari Landscape for Life, Universitas Texas, Austin)

Permasalahan pada tanaman tidak hanya berupa serangan hama dan penyakit (faktor biotik), tetapi juga faktor lingkungan termasuk kondisi tanah, tempat dimana tanaman hidup menambang unsur-unsur hara sebagai makanannya. Faktor lingkungan ini dikategorikan sebagai faktor abiotik.

Tanah Asam dan Penyebabnya

Karakteristik awal tanah seperti bahan induk tanah, iklim dan vegetasi asli asli menentukan pH tanah sebelum ditanami. Dilansir dari mitrabertani.com, tanah yang bereaksi asam (tanah masam) secara alamiah umumnya terdapat pada lahan-lahan yang selalu tergenang air atau berkelembaban tinggi seperti lahan gambut. Tingginya kandungan air pada tanah ditambah lagi terjadinya pembusukan sisa-sisa tanaman dalam suasana anaerob secara berkesinambungan menghasilkan ion-ion H+ pada tanah.

Sedangkan pada lahan-lahan pertanian terjadinya keasaman tanah bisa disebabakan beberapa hal:

  1. Adanya proses fermentasi yang sedang berlangsung di dalam tanah anaerobik / tergenang air, biasanya pada sawah-sawah yang baru dipanen kemudian langsung tergenang air.
  2. Pemberian pupuk anorganik yang bersifat asam (biasanya pupuk yang mengandung sulfat, nitrat dan fosfat) secara terus menerus tanpa selingan bahan pembenah tanah misalnya dolomit.
  3. Pembuangan air kurang lancar sehingga tanah menjadi anaerob dan kekurangan oksigen. Di sini lebih banyak ion H+ dibanding OH+.
  4. Musim hujan terutama seringnya turun hujan pada malam hari, karena air hujan mengandung asam nitrat.
  5. Pengolahan tanah kurang baik sehingga sirkulasi oksigen pada tanah tidak berjalan.
  6. Pemberian pupuk kandang yang kurang matang menyebabkan terjadinya fermentasi anaerobik, menghasilkan senyawa-senyawa asam.
  7. Tanah di daerah sekitar gunung berapi (banyak kandungan asam sulfat)
  8. Tanah di daerah pantai (banyak mengandung asam klorida).

Dampak tanah asam :

  1. Unsur-unsur logam berat terutama aluminium pada tanah menjadi bentuk terlarut sehingga diserap tanaman secara berlebihan dan meracuni tanaman.
  2. Suplai unsur hara bagi tanaman menjadi tidak berimbang sebagaimana yang dibutuhkan. Ada yang berlebih, dan ada yang kurang karena unsur hara berubah bentuk.
  3. Kapasitas tukar kation tanah menjadi rendah sehingga tidak terjadi pertukaran ion yang optimal dan seimbang antara agregat tanah dan akar.
  4. Perakaran tanaman mengalami gangguan dan penurunan fungsi dalam menyerap unsur hara.
  5. Tanah yang bersifat asam menjadi media tumbuh yang cocok untuk jamur parasit dan menular pada tanaman.
  6. Bakteri menguntungkan akan terhambat pertumbuhannya dan kurang bisa bersimbiosis dengan tanaman.

Meskipun pH tanah paling ideal ada di angka 7 bukan berarti semua tanaman budidaya tumbuh baik pada angka tersebut. Beberapa jenis tanaman justru bisa tumbuh baik pada pH 5-6, dan beberapa jenis lainnya tumbuh baik pada ph 7 – 8. Kisaran angka pH dimana tanaman bisa tumbuh baik ini disebut pH optimal. Misalnya pH optimal untuk tanaman padi dan jagung adalah 5,5 – 6,5.

Alat Pengukur pH Tanah

pH tanah sifatnya tidak selalu stabil. Seringkali terjadi, ketika olah tanah pH sudah dibuat mendekati netral, namun ketika sudah ditanami beberapa kali pH tanah mengalami perubahan. Hal ini disebabkan oleh pemupukan susulan, guyuran hujan, dan aktivitas mikrobiologi dalam tanah. Oleh karenanya kita perlu beberapa kali mengecek pH dengan menggunakan alat pengukur pH yang disebut pH meter atau pH tester. Sayangnya akurasi dari perangkat tersebut  tidak sama antara satu dengan lainnya. Ada 2 tipe alat pH meter, analog dan digital. Dari segi harga ada yang murah dan mahal. Dalam hal ini alat yang harganya lebih mahal umumnya lebih akurat dan lebih awet.

tipe tipe alat ph

Yang penting untuk diperhatikan adalah cara pemakaiannya yang belum banyak dimengerti oleh pemakai alat-alat ini.

Meningkatkan pH Tanah

Ada beberapa metode perlakuan untuk menaikkan pH tanah, tergantung kapan saatnya, bagaimana tipe lahannya, dan bagaimana situasi cuacanya.

 Caranya dengan menaburkan kapur murni yang mengandung CaCo3 pada permukaan bedengan kemudian disiram air agar partikel kapur merasuk ke pori-pori tanah. Kapur murni akan membantu mentralisir derajat keasaman tanah dengan cepat.

Apabila metode tersebut dirasa kurang efektif maka gunakan TOP PH BALANCER dari PT. Javanica Agroscience Indonesia yang sangat efektif menetralkan PH Tanah dalam hitungan jam dan tidak menimbulkan residu bagi tanah dan lingkungan. Kelebihan TOP PH BALANCER selain itu adalah mudah dibawa dengan kemasan praktis 1 liter sangat mudah dibawa dan diaplikasikan daripada membawa kapur pertanian yang lebih rumit aplikasinya.

PRODUK TOP PH BALANCER

Hubungi Tim Javanica Sekarang.

top-ph balancer

Logo Javanica Indonesia

Artikel Terbaru :