Logo Javanica Indonesia
unsur hara magnesium

Magnesium Hara Makro Penting untuk Produksi Klorofil

Magnesium merupakan salah satu unsur hara makro sekunder yang memiliki peran vital dalam proses fisiologis tanaman, terutama dalam pembentukan klorofil. Meskipun jumlah yang dibutuhkan tanaman tidak sebanyak unsur makro primer seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, magnesium tetap masuk dalam kategori unsur hara esensial. Tanpa magnesium, proses fotosintesis akan terganggu, pertumbuhan tanaman terhambat, dan produktivitas menurun.

Di dunia pertanian, pemahaman akan fungsi magnesium sangat penting, karena ketersediaannya di dalam tanah memengaruhi kualitas dan kuantitas hasil panen. Mari kita bahas lebih dalam mengenai apa itu unsur hara magnesium, manfaatnya bagi tanaman, dan dampak jika tanaman mengalami kekurangan magnesium.

1. Unsur Hara Magnesium

Magnesium (Mg) adalah unsur hara makro sekunder yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedang. Berbeda dengan unsur mikro yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil, magnesium memiliki peran langsung pada struktur molekul klorofil. Tanpa magnesium, klorofil tidak dapat terbentuk secara sempurna, sehingga proses fotosintesis tidak bisa berlangsung optimal.

Dalam tabel periodik, magnesium berada pada golongan logam alkali tanah. Sifatnya mudah larut dalam air dalam bentuk senyawa tertentu, terutama pada tanah dengan tingkat keasaman rendah hingga sedang. Unsur ini biasanya tersedia di tanah dalam bentuk ion Mg²⁺ yang bisa diserap oleh akar tanaman.

Karakteristik utama magnesium dalam tanah:

  • Bersifat mobile (mudah berpindah) di dalam tanaman, sehingga gejala kekurangannya sering terlihat pertama kali pada daun tua.
  • Konsentrasi optimal magnesium dalam jaringan tanaman umumnya berkisar 0,15%–0,35%.
  • Dapat tercuci oleh air hujan pada tanah berpasir atau tanah yang terlalu asam.

Sumber magnesium untuk tanaman:

  • Dolomit (CaMg(CO₃)₂) – pupuk kapur yang mengandung kalsium dan magnesium sekaligus.
  • Kieserite (MgSO₄·H₂O) – pupuk magnesium sulfat yang cepat tersedia bagi tanaman.
  • Magnesium oksida (MgO) – pupuk dengan kadar magnesium tinggi, cocok untuk tanah masam.

Ketersediaan magnesium yang memadai dalam tanah sangat penting agar proses fisiologis tanaman berjalan lancar.

2. Manfaat Unsur Hara Magnesium pada Tanaman

Magnesium bukan sekadar salah satu unsur hara dalam daftar nutrisi tanaman. Perannya sangat strategis dan menyentuh hampir semua aspek metabolisme tumbuhan. Berikut manfaat utama magnesium:

a. Komponen utama pembentuk klorofil

Magnesium adalah atom pusat dalam struktur klorofil. Klorofil berfungsi sebagai pigmen hijau yang menangkap energi cahaya matahari untuk diubah menjadi energi kimia melalui fotosintesis. Tanpa magnesium, klorofil tidak dapat terbentuk, sehingga daun menjadi pucat dan proses fotosintesis menurun drastis.

b. Mengaktifkan enzim-enzim penting

Magnesium berperan sebagai kofaktor dalam berbagai reaksi enzimatis. Enzim yang memerlukan magnesium antara lain yang terlibat dalam pembentukan karbohidrat, lemak, dan protein.

c. Meningkatkan efisiensi fotosintesis

Dengan klorofil yang cukup, proses penyerapan cahaya menjadi lebih maksimal. Hal ini berdampak langsung pada peningkatan laju fotosintesis, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman.

d. Memperbaiki transportasi hasil fotosintesis

Magnesium membantu distribusi hasil fotosintesis (fotosintat) dari daun menuju organ penyimpanan atau buah. Tanaman yang mendapat magnesium cukup akan memiliki buah atau umbi yang lebih besar dan berkualitas.

e. Meningkatkan daya tahan terhadap stres tanaman

Magnesium berperan dalam menjaga kestabilan membran sel dan mengatur distribusi air, sehingga tanaman lebih tahan terhadap kekeringan atau perubahan suhu ekstrem.

3. Dampak Kekurangan Unsur Hara Magnesium pada Tanaman

Kekurangan magnesium (Mg-deficiency) dapat menimbulkan berbagai gejala yang cukup mudah dikenali. Mengingat sifat magnesium yang mobile di dalam tanaman, gejala awal biasanya muncul pada daun tua, karena unsur ini akan dipindahkan ke daun muda yang sedang aktif tumbuh.

Gejala kekurangan magnesium antara lain:

  1. Klorosis antar tulang daun – daun tua akan menunjukkan warna kuning di antara tulang daun, sementara tulang daun tetap berwarna hijau.
  2. Bercak nekrosis – pada tingkat kekurangan yang parah, bercak-bercak kecokelatan muncul pada daun.
  3. Daun menggulung ke atas – terutama pada tanaman sayur seperti tomat dan cabai.
  4. Pertumbuhan terhambat – akibat turunnya laju fotosintesis.
  5. Penurunan hasil panen – buah menjadi kecil, jumlah berkurang, atau kualitasnya rendah.

Faktor penyebab kekurangan magnesium:

  • Tanah berpasir atau tanah ringan yang mudah tercuci air.
  • Pemupukan kalium berlebih yang menyebabkan kompetisi ion K⁺ dan Mg²⁺.
  • Keasaman tanah (pH rendah) yang membuat magnesium cepat tercuci.
  • Drainase terlalu cepat sehingga hara mudah hilang.

Dampak jangka panjang kekurangan magnesium:
Jika tidak segera diatasi, kekurangan magnesium akan menurunkan kapasitas fotosintesis hingga 30–40%. Akibatnya, tanaman menjadi lemah, mudah terserang penyakit, dan produktivitas menurun secara signifikan.

4. Strategi Pemenuhan Magnesium untuk Tanaman

Agar tanaman tidak mengalami kekurangan magnesium, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan petani:

a. Pemupukan yang tepat

Gunakan pupuk yang mengandung magnesium seperti dolomit, kieserite, atau magnesium sulfat sesuai dosis anjuran. Untuk tanaman hortikultura, aplikasi magnesium bisa dilakukan baik melalui tanah maupun lewat daun (foliar spray).

b. Pengapuran tanah masam

Pada tanah dengan pH rendah, pengapuran menggunakan dolomit akan menambah pasokan magnesium sekaligus menaikkan pH tanah.

c. Rotasi tanaman

Rotasi tanaman dengan jenis yang memiliki kebutuhan magnesium lebih rendah dapat membantu menyeimbangkan ketersediaan hara di tanah.

d. Pengelolaan irigasi

Hindari penyiraman berlebihan yang dapat menyebabkan pencucian magnesium dari zona perakaran.

Rekomendasi Produk

java hi-mag

JAVA HI-MAG
Bahan Aktif :

  • Magnesium : 41%
  • Phosphat : 17%
  • Sulfur : 22%

Java Hi-mag adalah Pupuk makro sekunder cair ionik yang mengandung Magnesium Phosphat dan sulfur dengan formulasi yang Sempurna untuk memaksimalkan pembentukan klorofil Pertumbuhan tunas dan memperkuat dinding sel pada Tanaman bawang merah, padi, cabai, dan hortikultura.

Magnesium adalah unsur hara makro sekunder yang memiliki peran vital, terutama sebagai komponen utama klorofil. Fungsi magnesium tidak hanya terbatas pada pembentukan pigmen hijau daun, tetapi juga pada aktivasi enzim, transportasi hasil fotosintesis, serta peningkatan daya tahan tanaman terhadap stres lingkungan. Kekurangan magnesium dapat menurunkan fotosintesis, menghambat pertumbuhan, dan merugikan hasil panen.

Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan magnesium harus menjadi bagian dari manajemen nutrisi tanaman. Pemupukan yang tepat, pengelolaan pH tanah, dan pengaturan irigasi akan memastikan magnesium tersedia dalam jumlah optimal, sehingga tanaman tumbuh sehat dan produktif.

Logo Javanica Indonesia

Artikel Terbaru :