Pertanian yang sehat dimulai dari tanah yang subur dan bebas dari penyakit. Namun, ancaman tersembunyi yang kerap luput dari perhatian petani adalah serangan patogen tular tanah. Serangan ini dapat menyebabkan gagal panen jika tidak ditangani sejak awal. Oleh karena itu, pemahaman tentang apa itu patogen tular tanah, jenis-jenisnya, dampaknya, dan cara pengendaliannya sangat penting bagi petani maupun pelaku usaha pertanian.
1. Pengertian Patogen Tular Tanah
Patogen tular tanah adalah mikroorganisme penyebab penyakit tanaman yang hidup dan menyebar melalui media tanah. Mikroorganisme ini meliputi jamur, bakteri, dan nematoda yang mampu menyerang akar, batang bawah, dan jaringan tanaman yang berinteraksi langsung dengan tanah.
Berbeda dengan patogen yang menyebar lewat udara atau serangga, patogen tular tanah sulit dikendalikan karena berada di dalam tanah dan seringkali tidak terdeteksi hingga gejalanya muncul pada tanaman. Umumnya, patogen ini bertahan dalam bentuk spora atau struktur dorman dan mampu hidup dalam tanah selama bertahun-tahun, bahkan tanpa kehadiran tanaman inang.
2. Jenis Patogen Tular Tanah
Berikut ini adalah beberapa jenis patogen tular tanah yang umum dijumpai di lahan pertanian:
a. Jamur (Fungi)
Jamur merupakan jenis patogen tular tanah yang paling sering menyerang tanaman. Beberapa jamur yang umum ditemukan di tanah antara lain:
- Fusarium spp. (penyebab layu fusarium)
- Pythium spp. (penyebab rebah semai)
- Rhizoctonia solani (penyebab busuk akar dan batang)
- Sclerotium rolfsii (penyebab busuk leher akar)
Jamur ini menyerang akar atau pangkal batang, mengganggu penyerapan air dan nutrisi, sehingga tanaman tampak layu dan akhirnya mati.
b. Bakteri
Meski lebih jarang dibanding jamur, bakteri tular tanah juga dapat menyebabkan kerusakan serius. Contohnya:
- Ralstonia solanacearum (penyebab penyakit layu bakteri pada tomat, cabai, kentang)
- Agrobacterium tumefaciens (penyebab bengkak akar atau crown gall)
Bakteri ini menyerang sistem perakaran dan pembuluh tanaman, menyumbat aliran air dan nutrisi.
c. Nematoda Parasitik
Nematoda adalah cacing mikroskopis yang hidup di tanah dan menyerang akar tanaman. Contoh:
- Meloidogyne spp. (nematoda puru akar)
- Pratylenchus spp. (nematoda lesi)
Nematoda merusak akar sehingga tanaman tidak dapat menyerap nutrisi secara optimal, menghambat pertumbuhan, dan membuat tanaman rentan terhadap patogen lain.
3. Dampak / Gejala Serangan Patogen Tular Tanah
Serangan patogen tular tanah dapat menimbulkan berbagai gejala dan kerugian, tergantung jenis tanaman dan patogen yang menyerang. Beberapa dampaknya antara lain:
a. Gejala Layu
Tanaman yang terserang akan tampak layu meskipun tanah cukup air. Ini karena patogen menyerang akar dan pembuluh tanaman, menghambat aliran air ke bagian atas tanaman.
b. Busuk Akar atau Batang Bawah
Bagian akar dan pangkal batang menjadi lunak, membusuk, atau berubah warna. Serangan ini membuat tanaman mudah roboh atau mati perlahan.
c. Pertumbuhan Terhambat
Tanaman yang terserang menunjukkan pertumbuhan kerdil, daun menguning, dan tidak produktif karena akar tidak mampu menyerap nutrisi secara optimal.
d. Penurunan Hasil Panen
Jika serangan terjadi dalam skala luas, produksi pertanian bisa turun drastis bahkan gagal panen. Dalam kasus kronis, lahan bisa menjadi tidak produktif selama bertahun-tahun.
e. Puru Akar (Galling)
Khusus untuk serangan nematoda, akar tanaman akan menunjukkan pembengkakan atau puru, yang merupakan tempat nematoda berkembang biak.
4. Pengendalian Serangan Patogen Tular Tanah
Mengendalikan patogen tular tanah memerlukan strategi terpadu, mengingat sifatnya yang tahan lama dan sulit dijangkau. Berikut beberapa metode yang dapat diterapkan:
a. Rotasi Tanaman
Melakukan rotasi dengan tanaman yang bukan inang patogen tertentu dapat memutus siklus hidup patogen di dalam tanah.
b. Solarisasi Tanah
Pemanasan tanah dengan plastik transparan selama musim kemarau selama 4–6 minggu dapat membunuh sebagian besar patogen dan nematoda di lapisan atas tanah.
c. Penggunaan Varietas Tahan
Menanam varietas tanaman yang tahan terhadap patogen tular tanah adalah cara paling efektif untuk mencegah serangan.
d. Pemberian Agen Hayati (Biological Control)
Penggunaan mikroba antagonis seperti Trichoderma spp., Pseudomonas fluorescens, atau Bacillus subtilis dapat menekan populasi patogen tanah secara alami.
e. Perbaikan Drainase dan Sanitasi Lahan
Tanah yang becek dan tergenang sangat disukai oleh jamur penyebab busuk akar. Maka dari itu, pengelolaan drainase yang baik sangat penting.
f. Pemberian Kompos Matang
Kompos yang matang dan berkualitas dapat meningkatkan mikroorganisme baik di tanah yang bersaing dengan patogen.
g. Fumigasi atau Aplikasi Pestisida
Sebagai langkah terakhir, penggunaan pestisida atau fumigan bisa dilakukan, namun harus dengan pengawasan ketat dan sesuai dosis agar tidak mencemari lingkungan.
Patogen tular tanah merupakan musuh tersembunyi yang dapat menyebabkan kerugian besar bagi petani jika tidak dikenali sejak awal. Dengan memahami jenis-jenisnya, gejala serangan, dan cara pengendaliannya, kita bisa mencegah kerusakan lahan dan menjaga keberlangsungan hasil pertanian. Tanah sehat adalah kunci pertanian berkelanjutan, dan menjaga tanah dari serangan patogen adalah langkah penting menuju pertanian yang lebih maju dan produktif.
Solusi : Copper-Cide
Copper-Cide adalah fungisida plus bakterisida protektan formulasi Terbaru berbentuk tepung yang dapat disuspensikan berwarna Biru untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh Cendawan/jamur dan bakteri.
Bahan Aktif :
Copper Sulphate
Hidroxide Pentahidrate : 77%
Dosis | cara pemakaian :
2-3 sdm / tangki sprayer | Semprotkan ke tanaman secara rutin 5-7 hari sekali